Patofisiologi dan Pathway Luka Bakar atau Combustio Format PDF dan Docx

3/5 (3)
Sekolahstikes.com -  patofisiologi dan pathway combustio atau luka bakar. Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabakan oleh kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi (Moenandjat, 2001).

Menurut Hudak &Gallo, 1994 Kerusakan pada kulit akibat luika bakar sering kali digambarkan pada kedalaman cedera dan didefinisikan dalam istilah cedera ketebalan parsial ( yang mengenai lapisan epidermis atau lapisan dedermis ) dan cedera ketebalan penuh ( mengenai lapisan epidermia, dedermis dan lapisan lemak ).
Definisi atau pengertian lain dari Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik  dan  radiasi yang mengakibatkan kerusakan atau kehilangan jarinagn yang mengenailapisan epidermis dan, dedermis dam lemak.

Etiologi
Penyebab dari luka bakar tersebut :
1. Thermal
Merupakan penyebab yang paling sering memindahkan kekuatan dari sumber panas kepada tubuh ( lidah api, permikaan yang panas, logam yang panas dan lelehan- lelehan yang panas ).

2. Bahan kimia
Di industri :Asam kuat atau basa kuat diantaranya asam hidrokloride atau alkali.
Di rumah tangga : Drainase alat pembersih ( terkena secara tidak sengaja ) pembersih cat, desinfektan.
3. Listrik
Disebabkan oleh percikan atau busur atau oleh arus listrik yang menyalur ke tubuh ( ( Long, 1996 )
4. Luka bakar karena radiasi

Patofisiologi Luka bakar / Combustio

Luka bakar disebabkan  perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut pindah melalui konduksi / radiasi kulit dgn luka bakar akan mengalami kerusakan utamanya  pd epidermis, dermis, maupun jaringan subcutan,. Tergantung dari faktor penyebab dan lamanya kuliat kontak dengan sumber panas (Effendi, 1999).
Cidera luka bakar mempengaruhi semua sistem organ. Besarnya respon patofisiologis ini adalah berkaitan erat dengan luasnya luka bakar dan mencapai massa stabil ketika terjadi luka bakar kira – kira 60 % seluruh luas permukaan tubuh (Hudak & Gallo, 1996).

Tingkat keperawatan perubahan tergantung kepada luas dan kedalaman luka bakar yang menimbulkan kerusakan dimulai dari terjadinya luka bakar dan berlangsung sampai 48 – 72 jam pertama. Kondisi ditandai dengan pergeseran cairan dari komponen vaskuler ke ruang interstitium. Bila jaringan terbakar, maka akan terjadi vasodilatasi / pelebaran dan meningkatkan permeabilitas kapiler, selain itu timbul perubahan permeabilitas sel pada  yang luka bakar dan di sekitarnya. Maka akan berdampak pada jumlah cairan yg banyak berada pada ekstra sel, sodium chloride dan protein lewat melalui daerah yang terbakar dan membentuk gelembung – gelembung dan oedema atau keluar melalui luka terbuka.

Akibat adanya pembengkaan atau oedema luka bakar lingkungan kulit  dan mengalami kerusakan. Kulit sebagai barier mekanik berfungsi sebagai mekanisme pertahanan diri yang penting, dari organisme yang mungkin masuk. Terjadinya kerusakan lingkungan kulit akan memungkinkan mikro organisme masuk dalam tubuh dan menyebabkan infeksi  luka yang dapat memperlambat proses penyembuhan luka.  Dengan adanya oedem juga berpengaruh terhadap peningkatan peregangan pembuluh darah dan syarat yang dapat menimbulkan rasa nyeri juga dapat mengganggu mobilitas pasien.

Dengan kehilangan cairan dari sistem vaskuler, terjadi homo konsentrasi dan hematokrit naik, cairan darah menjadi kurang lancar pada daerah luka bakar dan nutrisi kurang. Adanya  cedera luka bakar menyebabkan tahanan vaskuler perifer meningkat sebagai akibat respon stres neurohormonal. Hal ini meningkatkan afterlut jantung dan mengakibatkan penurunan curah jantung lebih lanjut.
Akibat penurunan curah jantung, menyebabkan metabolisme anaerob dan hasil akhir produk asam ditahan karena  rusaknya fungsi ginjal.

Download jurnal Patofisiologi Luka bakar / Combustio

Selanjutnya timbul asidosis metabolik yang menyebabkan perfusi jaringan terjadi tidak sempurna.
Mengikuti periode pergeseran cairan, pasien tetap dalam kondisi sakit akut. Periode ini ditandai dengan anemi dan malnutrisi. Anemi berkembang akibat banyak kehilangan eritrosit. Keseimbangan nitrogen negatif mulai terjadi pada waktu  terjadi  luka bakar dan disebabkan kerusakan jaringan kehilangan protein, dan akibat respon stres. Ini terus berlangsung selama periode akut karena terus menerus kehilangan protein melalui luka.
Gangguan respiratori timbul karena obstruksi saluran nafas bagian atas atau karena efek shock hipovolemik. Obstruksi saluran nafas bagian atas disebabkan karena inhalasi bahan yang merugikan atau udara yang terlalu panas, menimbulkan iritasi kepada saluran nafas, oedema laring dan obstruksi potensial.

Pathway Luka bakar atau Combustio

https://www.sekolahstikes.com/2019/08/patofisiologi-dan-pathway-luka-bakar.html
reference : Effendi, 1999 & Hudak , Gallo, 1994

Penatalaksanaan
Pengobatan luka bakar diberikan berdasarkan luas dan keparahan luka bakar serta pertimbangan penyebabnya.  Resusitasi  cairan penting dalam menangani kehilangan cairan intravaskuler. Oksigen diberikan melalui masker ventilasi arti visial. Luka bakar dapat obat tropikal dan dibiarkan terbuka terpajan udara atau ditutupi dengan kasa, luka bakar berat memerlukan debridemen luka atau transplantasi.
Anak yang menderita luka bakar mendapatkan analgetik atau narkotik untuk mengurangi nyerinya, pada luka bakar berat kebutuhan nutrisi dipenuhi dengan memberikan diit tinggi kalori dan protein atau dukungan nutrisi melalui intra vena.
DONASI VIA PAYPAL Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi akan digunakan untuk memperpanjang domain https://www.sekolahstikes.my.id/. Terima kasih.
Postingan Lebih Baru Postingan Lebih Baru Postingan Lama Postingan Lama