Patofisiologi dan Pathway IMA atau Infark Miokard Akut Format PDF dan Docx
Sekolahstikes.com
– patofisiologi dan pathway IMA atau Infark Miokard Akut.
Infark
Miokard Akut adalah manifestasi klinis yang terjadi akibat oklusi dari arteri
koroner, yang menimbulkan terjadinya nekrosis dari sel miosit jantung pada area
yang disuplai oleh arteri tersebut.
Infark
miokard akut dapat menimbulkan sekuele yang bervariasi, tergantung dari luasnya
arteri koroner yang terkena. Dimulai dari nekrosis pada area yang kecil hingga
area yang luas, yang dapat menimbulkan syok kardiogenik hingga kematian (Boyle
dan Jaffe, 2009).
Patofisiologi IMA / Infark Miokard Akut
Patofisiologi
dari infark miokard akut diawali dari proses atherosklerosis. Proses
atherosklerosis terdiri dari 3 proses, yaitu dimulai dari terbentuknya fatty
streak, lalu pertumbuhan plak, dan terjadinya ruptur plak (Gambar 2.1.) (Lilly,
2011).
Terbentuknya
fatty streak merupakan tahap awal dari atherosklerosis, yang dimana akan
didapati perubahan warna pada dinding arteri sebelah dalam menjadi kuning,
tetapi tidak didapati adanya penonjolan pada bagian dalam dinding arteri maupun
gangguan pada aliran darah.
Fatty
streak timbul akibat adanya stresor kimia dan fisika yang akan mempengaruhi
homeostastis endotel, sehingga akan mengganggu fungsi endotel sebagai barier
permeabilitas. Hal ini akan menyebabkan terjadinya modifikasi dari lipid dan
masuknya lipid ke subintima, yang akan memicu pelepasan dari sitokin inflamasi.
Lingkungan yang kaya sitokin dan lemak ini akan menarik leukosit (khususnya
monosit dan T limfosit) ke subintima, sehingga akan menyebabkan terbentuknya
foam cell (Lilly, 2011).
Foam
cell, aktivasi platelet dan endotel yang rusak akan mengeluarkan berbagai
substansi, seperti platelet derived growth factor, sitokin, dan growth factor.
Akibat dari lepasnya substansi tersebut, akan terjadi proliferasi dan migrasi
sel otot polos dari arterial media ke intima, sehingga akan mempengaruhi
sintesis dan degradasi dari matriks ekstraseluler dan mengakibatkan
terbentuknya dinding fibrous cap yang mengandung inti lipid. Proses inilah yang
berperan dalam perubahan fatty streak menjadi plak ateroma fibrosa (Lilly,
2011).
Proses
dari sintesis dan degradasi matriks terjadi selama bertahun - tahun. Sel otot
polos dan foam cell yang mati akibat dari stimulasi inflamasi yang berlebihan
atau akibat aktivasi dari proses apoptosis akan membebaskan isi dari sel berupa
lipid yang terserap dan sel debris, dimana akan menyebabkan semakin besarnya
inti lipid, yang akan memicu terjadi stres mekanik. Sebagai respon dari
peningkatan stres mekanik, akan terjadi akumulasi lokal dari foam cell dan T
limfosit di area tersebut. Hal ini akan menyebabkan terjadinya destruksi dari
fibrous cap dan mempercepat proses degradasi dari matriks ekstraseluler,
sehingga menyebabkan rentannya plak mengalami ruptur (Lilly, 2011).
Distribusi
dari fibrous cap dan net deposition merupakan faktor penentu dalam integritas
plak. Plak yang stabil (ditandai dengan fibrous cap yang tebal dan inti lemak yang kecil) dapat menimbulkan
penyempitan arteri, tetapi kecil kemungkinan untuk terjadi ruptur. Sedangkan
plak yang tidak stabil (ditandai dengan fibrous cap yang tipis, inti lemak yang
besar, infiltrasi makrofag yang luas dan sedikit sel otot polos) lebih rentan
untuk mengalami ruptur (Lilly, 2011).
Rupturnya
fibrous cap dari plak atherosklerosis tersebut akan menyebabkan terpaparnya
molekul protrombosis dengan inti lipid. Akibatnya akan mendorong untuk
terbentuknya trombus akut, yang akan menyumbat daripada lumen arteri.
Tersumbatnya lumen arteri ini akan mengakibatkan terjadinya infark miokard akut
(Lilly, 2011).
Download jurnal patofisiologi IMA /
Infark Miokard Akut PDF
Pathway IMA atau Infark Miokad Akut
Komplikasi
dari infark miokard akut dapat disebabkan oleh inflamasi, mekanik, atau
kelainan elektrik jantung, yang disebabkan oleh area miokard yang mengalami
nekrosis Komplikasi awal merupakan hasil dari nekrosis miokardium sendiri,
sedangkan komplikasi yang terjadi setelah beberapa hari atau minggu merupakan
hasil dari inflamasi dan penyembuhan dari jaringan yang nekrosis.
Komplikasi
dari infark miokard akut meliputi (Lilly, 2011):
Reference : Lilly, 2011 – Tahap perkembangan
plak
1.
Iskemik berulang
Kejadian
komplikasi angina postinfark didapati sebanyak 20 hingga 30 persen dari pasien
infark miokard akut. Menandakan tidak adekuatnya aliran darah arteri koroner,
yang dimana berhubungan dengan peningkatan risiko dari reinfark.
2.
Aritmia
Aritmia
sering terjadi pada pasien infark miokard akut dan merupakan penyebab besar
dari mortalitas pasien sebelum sampai di rumah sakit. Mekanisme terjadinya
aritmia pada pasien infark miokard akut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu
pertama akibat gangguan anatomi dari aliran darah terhadap struktur jalur
konduksi (Contoh: Sinoatrial node, atrioventricular node dan bundle branches).
Kemudian, akumulasi dari produk toksik metabolisme, seperti asidosis seluler
dan konsentrasi ion transseluler abnormal karena kebocoran membran. Lalu,
disebabkan juga karena stimulasi saraf autonom dan pemberian obat yang
berpotensi untuk menimbulkan aritmia, seperti dopamin.
3.
Disfungsi miokardium
a.
Gagal Jantung
Iskemik
jantung akut menimbulkan gangguan kontraksi ventrikel (disfungsi sistol) dan
peningkatan kekakuan miokard (disfungsi diastolik), yang dapat menyebabkan
terjadinya gagal jantung. Selain itu, remodeling ventrikel, aritmia dan
komplikasi akut mekanik dari infark miokard juga dapat menyebabkan gagal
jantung.
b.
Syok Kardiogenik
Syok
kardiogenik adalah kondisi menurunnya cardiac output secara drastis dan
terjadinya hipotensi (tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg) dengan tidak
adekuatnya perfusi ke jaringan perifer yang disebabkan ketika telah terjadi
infark lebih dari 40 persen pada ventrikel kiri. Syok kardiogenik merupakan
self- perpetuating karena (1) hipotensi menyebabkan menurunnya perfusi koroner,
yang dimana akan memperburuk kerusakan akibat iskemik dan (2) penurunan stroke
volume akan menyebabkan pembesaran ventrikel kiri, sehingga kebutuhan oksigen
akan meningkat. Syok kardiogenik terjadi pada lebih dari 10 persen pasien setelah
infark miokard akut dengan mortalitas sebesar 70 persen.
4.
Infark ventrikel kiri
Sepertiga
pasien dengan infark pada dinding ventrikel kiri juga akan menimbulkan nekrosis
pada bagian ventrikel kanan, karena memiliki arteri koroner yang sama yang
memperfusi kedua area tersebut. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya gangguan
dalam kontraksi jantung dan penurunan komplians ventrikel kanan, yang dapat
berakibat pada gagal jantung kanan.
5.
Komplikasi mekanik
Komplikasi
mekanik disebabkan oleh iskemik dan nekrosis pada jaringan jantung. Komplikasi
mekanik dari infark miokard akut antara lain rupturnya otot pappilary,
rupturnya dinding ventrikel kiri, rupturnya septum ventrikel dan true aneurisma
ventrikel.
6.
Perikarditis
Perikarditis
akut dapat terjadi pada periode post infark miokard akibat perluasan infark
mulai dari miokard hingga perikardium sekitarnya. Gejalanya meliputi nyeri yang
tajam, demam dan adanya pericardial friction rub.
7.
Tromboemboli
Stasis
aliran darah pada area ventrikel kiri yang mengalami gangguan kontraksi setelah
infark miokard, dapat menyebabkan terbentuknya trombus, khususnya ketika infark
melibatkan apeks dari ventrikel kiri atau ketika true aneurisma telah
terbentuk. Tromboemboli dapat menyebabkan infark pada organ perifer (Contoh:
kejadian serebrovaskular, seperti stroke
akibat proses emboli yang terjadi pada otak).
DONASI VIA PAYPAL
Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi akan digunakan untuk memperpanjang domain https://www.sekolahstikes.my.id/. Terima kasih.
Postingan Lebih Baru
Postingan Lebih Baru
Postingan Lama
Postingan Lama