Intervensi Keperawatan Bronkopneumonia
Bronkopneumonia
adalah proses inflamatori permukaan bagian bawah yang mengenai parenkim paru
yang umumnya disebabkan oleh agen infeksius seperti bakteri, virus, jamur dan
benda asing.
Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa bronkopneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian
bawah yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang
mencakup bronkiolus respiratoris dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi
jaringan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur
maupun parasit.
Intervensi Keperawatan Bronkopneumonia
Fokus Intervensi dan Rasional
Fokus intervensi dan rasional menurut Doenges (2000) & Carpenito (2006):
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum.
Tujuan :Jalan nafas kembali efektif.
Kriteria Hasil : Bunyi nafas bersih, jalan nafas bersih, pernafasan normal, sputum berkurang/hilang.
Intervensi
a. Auskultasi area paru
Rasional : Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan.
b. Monitor tanda-tanda vital 2 sampai 4 jam sekali dan bunyi nafas.
Rasional : Takhipnea, pernafasan dangkal, gerakan dada tidak simetris sering terjadi karena adanya cairan paru.
c. Beri posisi yang nyaman (semi fowler).
Rasional : Dapat menurunkan upaya batuk/menekan paru.
d. Ajarkan untuk batuk efektif / nafas dalam.
Rasional : Melancarkan jalan nafas.
e. Kolaborasi pemberian oksigen sesuai kebutuhan dan inhalasi.
Rasional : Terapi pemberian 02 dapat meningkatkan kosentrasi 02 pada alveolar.
f. Kolaborasi pemberian mukolitik, ekspektoran dan antibiotik.
Rasional : Mengurangi kekentalan sputum, merangsang pengeluaran sputum dan mengurangi produksi sputum.
2. Resiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar kapiler.
Tujuan : Memperbaiki ventilasi dan oksigenisasi.
Kriteria Hasil : Bunyi nafas bersih, tidak ada distress pernafasan.
Intervensi
a. Kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas
Rasional : Untuk data dasar merumuskan intervensi lanjut dengan tepat
b. Awasi frekuensi jantung / irama
Rasional : Takikardi biasanya ada sebagai akibat demam/ dehidrasi
c. Pertahankan istirahat tidur/ tirah berbaring
Rasional :Mencegah terlalu lelah dan menurunkan kebutuhan O2.
d. Beri posisi semi fowler
Rasional : Meningkatkan inspirasi maksimal.
e. Awasi frekuensi jantung / irama
Rasional :Takikardia biasanya ada sebagai akibat demam/dehidrasi tetapi dapat sebagai respon terhadap hipoksemia
f. Kolaborasi pemberian O2 sesuai program
Rasional : O2 diberikan dengan metode yang memberikan pengiriman tepat dalam toleransi pasien.
3. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan inflamasi parenkim paru.
Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi, nyeri berkurang / hilang.
Kriteria Hasil :
- Rasa nyeri berkurang / hilang
- tampak rileks, dapat istirahat dan aktivitas dengan baik
- skala nyeri menurun
- nadi 60 – 80 x/menit
Intervensi
a. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, intensitas, dengan skala nyeri 1 – 10.
Rasional : Nyeri dada biasanya ada dalam beberapa derajat pada pneumonia.
b. Monitor tanda-tanda vital
Rasional : TD meningkat menunjukkan klien mengalami nyeri
c. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
Rasional : Dapat mengurangi nyeri.
d. Kolaborasi pemberian obat aktivitas
Rasional : Obat untuk mengatasi nyeri.
e. Berikan tindakan nyaman, misal, pijatan punggung perubahan posisi, musik tenang / perbincangan ,relaksasi / latihan nafas.
Rasional: Tindakan non analgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar efek terapi analgesik.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
Tujuan : Peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
Kriteria Hasil :
- Menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal, nadi 60-80 x/menit, tekanan darah 110/80 - 120/80 mmHg, RR 20 – 30 x/menit
Intervensi
a. Evaluasi respon terhadap aktivitas
Rasional : Menetapkan kemampuan/ kebutuhan pasien dan memudahkan memilih intervensi secara tepat.
b. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut.
Rasional : Menurunkan stress dan rangsangan berlebihan.
c. Jelaskan pentingnya istirahat dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat.
Rasional : Tirah baring diperlukan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolik.
d. Bantu aktivitas perawatan, aktivitas diri yang diperlukan.
Rasional : Meminimalkan kelelahan dan menbantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
e. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat / tidur.
Rasional : Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi,tidur di kursi / menunduk kedepan meja / bantal.
5. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan intake tidak adekuat sekunder terhadap anoreksia akibat hipersekresi mukus.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria Hasil :
- Menunjukkan peningkatan nafsu makan.
- Berat badan meningkat.
- Tidak mual/ muntah.
a. Identifikasi faktor yang menimbulkan mual/ muntah
Rasional: Pilihan intervensi tergantung pada penyebab masalah.
b. Berikan makanan porsi kecil tapi sering.
Rasional: Meningkatkan nafsu makan.
c. Hidangkan makanan dengan kondisi tertutup.
Rasional: Meningkatkan selera makan.
d. Evaluasi status nutrisi, ukur berat badan normal.
Rasional: Adanya kondisi kronis dapat menimbulkan malnutrisi.
e. Auskultasi bunyi usus.
Rasional : Bunyi usus mungkin menurun / tidak ada bila proses infeksi berat atau memanjang.
6. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan.
Tujuan : menyatakan pemahaman kondisi, proses penyakit dan pengobatan.
Kriteria hasil : melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam pengobatan.
a. Berikan informasi dalam bentuk tertulis dan verbal.
Rasional : Kelemahan dan depresi dapat mempengaruhi kemampuan untuk mengasimilasi informasi atau mengikuti program medik.
b. Diskusikan aspek ketidakmampuan dari penyakit, lamanya penyembuhan dan harapan kesembuhan.
Rasional : Informasi dapat meningkatkan koping dan membantu menurunkan ansietas dan masalah berlebihan.
c. Tekankan pentingnya melanjutkan batuk efektif atau latihan pernafasan.
Rasional: Selama awal 6-8 minggu setelah pulang pasien beresiko besar untuk kambuh dari bronkopneumonia.
d. Tekankan perlunya melanjutkan terapi antibiotik selama periode yang dianjurkan.
Rasional : Penghentian dini antibiotik mempengaruhi pertahanan alami tubuh melawan infeksi.
e. Tekankan pentingnya melanjutkan evaluasi medik dan vaksin atau imunisasi dengan cepat.
Rasional : Dapat mencegah kambuhnya bronkopneumonia.
DONASI VIA PAYPAL
Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi akan digunakan untuk memperpanjang domain https://www.sekolahstikes.my.id/. Terima kasih.
Postingan Lebih Baru
Postingan Lebih Baru
Postingan Lama
Postingan Lama