Pathway dan Patofisiologi Pre Eklamsia atau PE atau PEB - Sekolah Stikes


Sekolahstikes.com – Pathway dan Patofisiologi pre eklamsia atau PE.
Pre eklampsia adalah penyakit dengan tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada molahidatidosa. Menurut Mansjoer tahun 2001 Post partum atau masa nifas adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu . Sectio Caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina (Mochtar, 1998).

Etiologi
Menurut Bobak (2005) preeklamsia umumnya terjadi pada kehamilan pertama, kehamilan diusia remaja dan kehamilan wanita diatas 40th, namun ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya preeklamsia, faktor tersebut adalah :
a. Riwayat DM , kelainan ginjal, atau RA
b. Riwayat tekanan darah tinggi yang kronis sebelum kehamilan
c. Kegemukan
d. Riwayat mengalami preeklamsia sebelumnya
e. Riwayat preeklamsia pada ibu atau saudara perempuan
f. Gizi buruk
g. Gangguan aliran darah ke Rahim
h. Kehamilan kembar

Pathway Pre Eklamsia atau PE / PEB

https://www.sekolahstikes.com/2019/07/pathway-dan-patofisiologi-pre-eklamsia.html

Patofisiologi Pre Eklamsia atau PE /PEB

Patofisiologi pre eklamsia setidaknya berkaitan dengan fisiologis kehamilan. Adaptasi fisiologis  yang normal pd saat kehamilan antara lain peningkatan volume plasma darah,vasodilatasi, peningkatan curah jantung atau Cardiac Output dan penuruan tekanan osmotik koloid pd pre eklamsia. Volume plasma yang beredar menurun, sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal. Perubahan ini membuat perfusi ke unit janin utero plasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut akan dapat menurunkan perfusi pd organ dg cara  menghancurkan sel-sel eritrosit atau sel darah merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun.

Ada beberapa indikasi dilakukan tindakan operasi Sectio Caesaria diantaranya karena pre eklamsia, sebelum dilakukan tindakan Sectio Caesaria perlu adanya persiapan, persiapan diantaranya yaitu premedikasi, pemasangan kateter dan anestasi yang kemudian baru dilakukan operasi.
Dilakukannya operasi Caesar akan berpengaruh pada dua kondisi yaitu yang pertama, kondisi yang dikarenakan pengaruh anestesi, luka akibat operasi dan masa nifas, anestesi akan berpengaruh pada peristaltik usus, otot pernafasan dan kons pengaturan muntah. Sedangkan pada luka akibat operasi akan menyebabkan pendarahan, nyeri serta proteksi tubuh kurang.

Pada masa nifas akan berpengaruh pd kontraksi uterus, lochea serta pd laktasi. Kontraksi uterus yang berlebihan akan menyebabkan nyeri yg  hebat. Sedangkan pada lochea yang berlebihan akan menimbulkan pendarahan. Pada masa laktasi progesterone dan estrogen akan merangsang kelenjar susu untuk mengeluarkan ASI.

Kondisi kedua yaitu kondisi fisiologis yang terdiri dari 3 fase yaitu taking in, taking hold dan letting go. Pada fase taking in terjadi saat satu sampai dengan dua hari pos partum, sedangkan ibu sangat tergantung pada orang lain. Fase yang kedua terjadi pada 3 hari post partum, ibu mulai bisa makan dan minum sendiri, merawat diri dan bayinya. Untuk fase yang ketiga, ibu dan keluarganya harus segera menyesuaikan diri terhadap interaksi antar anggota keluarga (Bobak, 2004; Prawirohardjo, 2000).
DONASI VIA PAYPAL Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi akan digunakan untuk memperpanjang domain https://www.sekolahstikes.my.id/. Terima kasih.
Postingan Lebih Baru Postingan Lebih Baru Postingan Lama Postingan Lama